Kamis, 26 Agustus 2010

Sebuah Apel Dalam Sehari

Jumlah peserta : 2 atau lebih

Usia : 5 tahun ke atas

Bahan yang diperlukan : beberapa buah apel. Jika mungkin dengan ukuran, warna,

dan bentuk berbeda; pisau



Tunjukkan kepada anak Anda beberapa buah apel, tekankan pada perbedaan ukuran, warna, dan penampilan luar umum lainnya. Satu apel mungkin sudah terlalu masak, keruput, tau bahkan banyak bagian yang busuk. Potong apel menjadi dua bagian—bukan membujur seperti yang biasa Anda lakukan, melainkan melintang. Tanyakan kepada anak Anda, apa yang dia perhatikan tentang rongga biji. Jelaskan bahwa setiap apel memilki bintang lima sisi yang sama berisi biji. Potong beberapa apel yang lain untuk menunjukan bahw setiap apel memiliki bintang lima sisi yang sama meskipun bentuk laurnya berbda.demontrasi ini bisa dilakukan bahkan jika Anda hanya memliki sebuah apel, meskipun ini akan kurang efektif.

Jelaskan bahwa manusia berbeda dalam penampilan luar mereka—ada banyak ukuran, warna, bentuk, dan usia berbeda. Namun, di dalam diri kita masing-masing terdapat benih-benih potensi yang akan menentukan masa depan kita. “Bintang” yang ada di dalam diri kita inilah yang menjadikan tiap orang istimewa. Bak benih yang ada di dalam apel yang bisa tumbuh dan berkembang menjadi pohon buah, tiap manusia memiliki anugerah unik dan bakat yang menunggu untuk dikembangkan; hal-hal ini yang jika dipupuk dengan baik akan membuat orang itu menjadi hebat disuatu bidang.

Kegiatan ini juga bisa dipakai untuk mendiskusikan fakta bahwa manusia tak boleh dinilai berdasar penampilan luarnya saja. Alih-alih melihat kualitas-kualitas seperti ukuran, bentuk, warna, kecantikan, atau usia dalam diri teman-teman kita, sebaiknya kita belajar untuk melihat kekuatan batin dan kebaikan yang mereka miliki. Sikap “melihat ke balik permukaan” ini tidak selalu timbul secara alami pada anak-anak (atau orang dewasa), tetapi “gambaran” buah apel ini lebih berharga dibanding ribuan kata dan akan menamkan sebuah benih dalam mata batin anak-anak.

Setiap keluarga akan mendapatkan manfaat yang berbeda dari kegiatan ini, tetapi berikut ini ada beberapa ide yang bisa Anda bicarakan dengan anak-anak yang lebih muda tentang konsep penting tersebut.


Untuk Anak-anak yang Lebih Muda



· Apa keistimewaan yang kaumiliki? (buatlah sebuah daftar sifat baik yang dimiliki anak sehingga dia bisa memulai.)

· Kegiatan apa yang kausukai dan ingin lebih baik melakukannya?

· Apakah kaukenal seseorang yang tidak terlalu cantik atau tampan tetapi sangat menyenangkan? Diskusikan tentang tokoh yang dikagumi anak (dari bidang olah raga, bintang film, musisi, guru, dan sebagainya) dan diskusikan berbagai atribut fisik yang mereka miliki (Apa warna rambut merek? Apakah merekakurus atau gemuk? Apakah mereka punya keruput atau bintik-bintik? Apakah mereka pendek atau tinggi?) Tanyakan apakah semua atribut fisik itu memerngaruhi bakat istimewa dan kualitas baik yang mereka miliki.

· Apa yang diperlukan biji-biji apel tadi agar dapat tumbuh menjadi pohon apel yang besar (tanah, matahari, air udara)?

· Jenis pemupukan bagaimana yang kauperlukan agar kaubisa mengembangkan salah satu kualitas istimewamu (kursus-kursus, latihan, percaya pada diri sendiri, dorongan dari orang lain)?

Untuk Anak yang Lebih Besar

· Menurutmu, apa keahlian atau bakat istimewa apa yang kaumiliki? Bagaimana cara kami membantumu mengembangkan bakat-bakat ini?

· Mengapa penting bagimu untuk merasa nyaman akan dirimu sendiri?

· Apakah kaupernah menilai seseorang berdasarkan penampilan luar orang itu, kemudian akhirnya tahu bahwa kautelah keliru?

Seorang ibu pernah menceritakan kepada saya saat dia melakukan kegiatan ini. Anaknya, Willie, kelas dua SD, suatu hari pulang dari sekolah merengek dan mengeluh karena ada anak baru di kelasnya. Teman barunya itu berasal dari luar kota dan tak bisa berbahasa inggris dengan baik. Guru Willie menempatkan anak itu untuk duduk di sampainynya. Kata Willie, anak baru itu memakai rok yang aneh dananak-anak di kelas memperoloknya. Willie merasa konyol duduk di samping dia.
Meskipun ibu Willie tahu bahwa yang dirasakan Willie itu cukup normal, beliau pikir, ini adalah kesempatan yang baik untuk membicarakan perbedaan antara “tampak baiki” di penampilan luar dan “bersikap baik” di dalam hatinya. Dia teringat permainan apel ini, menunjukan kepada Willie, lalu meminta Willie untuk mencoba bersikap lebih ramah kepada anak baru itu pada hari-hari berikutnya di sekolah. Kemudian, setiap hari selama seminggi setelah itu, ibunya membekali Willie separuh buah apel untuk makan siang. Apel dengan ringga biji terlihat jelas. Setelah itu, Willie memberi tahu ibunya bahwa setiap kali melihat biji di apel itu, dia teringat pada diskusi yang mereka lakukan dan mendapati dirinya merasa lebih mudah untuk bersikap baik kepada anak itu, anak yang tak lama setelah itu diketahui Willie sangat “jago matematika”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar